OLEH : MELISA PRISILIA LEMBONUNU / 682013054 / MD302B
A. TENTANG MINAHASA
MINAHASA terletak di ujung jazirah utara pulau Sulawesi, pada posisi geografis 124°40′ – 124°50′ BT dan 1°30′ – 1°40′ LU Kota Manado Merupakan dari provinsi Sulawesi Utara Kota Manado seringkali disebut sebagai Menado. Minahasa berasal dari kata dasar “ESA” yang berarti “Satu”. Motto dari Sulawesi utara adalah Si Tou Timou Tumou Tou,
sebuah filsafat hidup masyarakat Minahasa yang dipopulerkan oleh Sam
Ratulangi, yang berarti: "Manusia hidup untuk memanusiakan orang lain"
atau "Orang hidup untuk menghidupkan orang lain". Dalam ungkapan Bahasa
Manadonya, yang berarti: "Baku beking pande" yang secara umum berarti
"Saling menambah pintar dengan orang lain".
B. SUKU MINAHASA
Di
Minahasa terdapat beberapa suku yang cukup banyak dan beragam,Berikut
merupakan Nama-nama suku yang ada dan tempat di mana suku-suku itu
berada
Ø Tonsea; terdapat di sekitar Timur Laut Minahasa.
Ø Tombulu; terdapat di sekitar Barat Laut danau Tondano.
Ø Tontemboan/Tompakewa; terdapat di sekitar Barat Daya Minahasa.
Ø Toulour; terdapat di bagian Timur dan pesisir danau Tondano.
Ø Tonsawang; terdapat di bagian tengah dan Selatan Minahasa.
Ø Pasan atau Ratahan; terdapat di bagian Tenggara Minahasa.
Ø Ponosakan; di bagian Tenggara Minahasa.
Ø Bantik; terdapat di beberapa tempat di pesisir Barat Laut Utara dan Selatan kota Manado.
C. MACAM-MACAM KEBUDAYAAN ASLI DI MINAHASA
Seperti
yang kita ketahui Minahasa mempunyai begitu banyak keragaman budaya
yang ada. Mulai dari Tarian,alat music,Makanan dan minuman.Berikut
beberapa contoh kebudayaan MINAHASA
MapalusMapalus adalah bentuk gotong royong tradisional warisan nenek moyang orang Minahasa di Kota Manado yang merupakan suatu sistem prosedur, metode atau tehnik kerja sama untuk kepentingan bersama oleh masing-masing anggota secara bergiliran. Mapalus muncul atas dasar kesadaran akan adanya kebersamaan, keterbatasan akan kemampuannya baik cara berpikir, berkarya, dan lain sebagainya.
Jadi, mapulus ini merupakan suatu bentuk kebersamaan yg selalu di junjung oleh suku MINAHASA dalam menjalin kebersamaan di antara masyarakat Minahasa.

Rumah panggung atau wale merupakan tempat kediaman para anggota rumah tangga orang Minahasa di Kota Manado, dimana didalamnya digunakan sebagai tempat melakukan berbagai aktivitas. Rumah panggung jaman dahulu dimaksudkan untuk menghindari serangan musuh secara mendadak atau serangan binatang buas. Sekalipun keadaan sekarang tidak sama lagi dengan keadaan dahulu, tapi masih banyak penduduk yang membangun rumah panggung berdasarkan konstruksi rumah modern.
Pengucapan Syukur
Pada masa lalu pengucapan syukur diadakan untuk menyampaikan doa atau mantra yang memuji kebesaran dan kekuasaan para dewa atas berkat yang diberikan sambil menari dan menyanyikan lagu pujian dengan syair yang mengagungkan. Saat ini pengucapan syukur di Kota Manado dilaksanakan dalam bentuk ibadah di gereja. Pada hari H tersebut setiap rumah tangga menyiapkan makanan dan kue untuk dimakan oleh anggota rumah tangga, juga dipersiapkan bagi para tamu yang datang berkunjung.
Contoh pengucapan syukur sering kali dirangkaikan dengan IBADAH rukun, ucapan syukur kadang di adakan seperti kalau ada yang berulang Tahun,Syukur atas Kesembuhan,atau Berkat-berkat yang telah di terima keluarga tersebut.
Tari Kabasaran
Tari kabasaran sering juga disebut tari cakalele, adalah salah satu seni tari tradisional orang Minahasa yang banyak dimainkan oleh masyarakat Kota Manado, yang biasanya ditampilkan pada acara-acara tertentu seperti menyambut tamu dan pagelaran seni budaya. Tari ini menirukan perilaku dari para leluhur dan merupakan seni tari perang melawan musuh.

Tari maengket adalah salah satu seni tarian rakyat orang Minahasa. Tarian ini disertai dengan nyanyian dan diiringi gendang atau tambur yang biasanya dilakukan sesudah panen padi sebagai ucapan syukur kepada Sang Pencipta.Jadi, Tari maengket ini merupakan tarian rakyat untuk Hasil panen yg telah mereka dapatkan yang sejak dulu sudah di ciptakan untuk ucapan syukur atas hasil panen.
Musik Kolintang

Musik Bia

MAKANAN
Sejak
dulu kala makanan Khas manado sudah terkenal dengan “rasa pedas” yang
sangat luar biasa. Jadi kebanyakan orang yg tidak begitu menyukai rasa
pedas enggan untuk mencicipi atau merasakan makanan Khas manado. Begitu
banyak makanan-makanan khas manado yg terkenal saLah satunya BUBUR
MANADO “TINUTUAN”. Tinutuan tidak hanya dapat kita jumpai di Sulawesi
Utara saja melainkan di daerah-daerah lain juga sudah banyak yang
mencoba untuk menjual makanan tersebut. Masih banyak lagi makana khas
manado antara lain : RW(daging Anjing yang di masak dengan berbagai macam bumbu-bumbu khas),ES brenebon( ES yang bahan dasarnya kacang merah),Cucur (kue khas manado)
MINUMAN
Cap
Tikus adalah jenis cairan berkadar alkohol rata-rata 40 persen yang
dihasilkan melalui penyulingan saguer (cairan putih yang keluar dari
mayang pohon enau atau seho dalam bahasa daerah Minahasa).Cap tikus
merupakan Minuman khas manado yang sangat sering di jumpai di manado.
begitu banyak orang yang menyukai minuman ini sehingga Cap tikus sangat mudah untuk di dapatkan banyak yg menjualnya di warung-warung atau malah mengolahnya sendiri di rumah masing-masing.
begitu banyak orang yang menyukai minuman ini sehingga Cap tikus sangat mudah untuk di dapatkan banyak yg menjualnya di warung-warung atau malah mengolahnya sendiri di rumah masing-masing.
Minuman
ini Sering kita jumpai di acara-acara besar, banyak bapak-bapak atau
pemuda-pemuda yang berkumpul berbentuk kelompok-kelompok untuk menikmati
minuman ini bersama-sama. Biasanya cap Tikus ini di nikmati bersama
RW(makanan khas manado).

Mengenai
kepercayaan masyarakat MINAHASA, sebelum Tahun 1702 (awal abat 17)
Penginjil dari Portugis Joseph Kamp Membawa Masuk Injil di Indonesia
melalui Ambon, ternate dan tiba di Tanah Minahasa. Joseph Kamp Masuk Ke
Minahasa, Masyarakat Minahasa sudah mempunyai kepercayaan yang masih
Bersifat abstrak “Empung Wailan Sima Lengkew Em Pekasa Kaoatan” (Allah
Yang Menciptakan Segenap Alam). Selain Percaya Kepada Allah Yang
Menciptakan Segenap Alam, Mereka Juga Percaya Ilah-Ilah Lain Yang
Diyakini Dapat Membantu Kehidupan Manusia Saat Itu.
Namun,
setelah masyarakat Minahasa mengenal dan mempelajari Injil dan agama
Kristen, banyak masyarakat Minahasa yg memeluk dan memegang kepercayaan
Nasrani sampai sekarang mayoritas di manado adalah yang beragama
Kristen.
Berikut
ini merupakan pengetahuan-pengetahuan masyarakat suku Minahasa yang
sudah ada dari zaman dulu dan Suku Minahasa sebagian besar masih
mempercayai hal-hal ini :
Ø Alam
fauna; adanya kepercayaan terhadap tanda-tanda binatang seperti burung
dan ular. Ada dua macam burung yang menunjukkan berbagai tanda. Burung
siang (waru endo, kemekeke, totombara) dapat menunjukkan tanda adanya berita yang menyenangkan (lowas, keeke rondor), tanda tidak mengganggu perasaan (keeke tenga wowos), tanda tidak menyenangkan (mangalo/mangoro), dan tanda yang menakutkan atau beralamat tidak baik (keke). Burung malam (wara wengi kembaluan) dapat bersuara merdu tanda menyenangkan (manguni rendai), suara hampir merdu dan putus-putus tanda tidak mengganggu perasaan (imbuang), suara parau tanda membimbangkan (paapian), dan bunyi panjang serta keras (kiik)
yang bertanda menakutkan jika terdengar dari arah depan atau kanan
pendengar. Di samping itu, ada juga tanda dari ular, misalnya ular yang
merayap dari barat ke timur dan ular yang mengangkat kepala. Tanda yang
lainnya ialah tanda dari empedu atau hati binatang yang disembelih
(babi, ayam, sapi, dll) yang dapat meramalkan masa depan.
Ø Alam
flora; pengetahuan tentang alam flora dapat terlihat dari
bermacam-macam bahan makanan masyarakat Minahasa yang diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan. Banyak bahan-bahan obat pula yang diperoleh dari
berbagai jenis akar-akaran, dedaunan, kulit-kulit kayu, buah-buahan,
rerumputan dan umbi-umbian. Beberapa contoh di antaranya, obat malaria
dibuat dari sejenis akar yang disebut riis (tali pahit), goraka (jahe) sebagai obat batuk, obat sakit perut dan penolak roh jahat, serta kucai (sejenis bumbu dapur) sebagai obat demam bagi anak-anak.
Ø Tubuh
manusia; pengetahuan tentang tubuh manusia dibagi ke dalam dua bagian
yakni yang menyangkut perbuatan dan yang menyangkut hal-hal yang terjadi
dalam tubuh. Pengetahuan itu lebih bersifat larangan-larangan bagi
setiap orang yang melakukannya karena akan menimbulkan akibat
tersendiri. Contohnya:
· jangan
memotong kuku pada malam hari, nanti kematian ibu atau salah satu
anggota keluarga lekas terjadi; maksud sebenarnya ialah bila memotong
kuku di waktu malam gampang mendapat luka.
· Jangan suka tidur tiarap, nanti akan ditangkap hantu; maksudnya ialah agar peredaran darah tidak terganggu.
· Bila
ada kematian di desa, dilarang ke ladang/sawah, jika tidak diindahkan
akan mati lemas; sebenarnya adat yang berlaku di Minahasa bila ada
peristiwa kematian, setiap orang wajib memberikan bantuan, yang berarti
tidak seorangpun yang boleh keluar dari desa.
· Mata
kiri bergerak, artinya akan mendapat surat atau akan segera bertemu
dengan saudara yang berada jauh. Sebaliknya, mata kanan bergerak berarti
akan mendapat berita buruk atau akan menangis nanti.
· Telapak
tangan kiri gatal artinya akan mendapat untung atau uang. Jika telapak
tangan kanan yang gatal, tanda akan mengeluarkan uang.
Ø Ada
juga kepercayaan rakyat Minahasa tentang mimpi, antara lain: mimpi gigi
copot, alamat seorang dari keluarga dekat akan meninggal; mimpi mayat,
artinya akan mendapat rejeki; mimpi mendapat uang atau dipagut ular,
artinya akan mendapat sakit.
Ø Pengetahuan
tentang alam, misalnya bila awan di langit kelihatan berpetak-petak,
tandanya banyak ikan atau juga terjadi gempa bumi; bila kelihatan atau
kedengaran segerombolan lebah yang terbang dari arah utara menuju
selatan, alamatnya akan terjadi kemarau yang panjang, dan bila
anjing-anjing membuang kotoran di jalanan umum, alamat musim kemarau
panjang telah mulai.
Ø Pengetahuan
tentang waktu; masyarakat Minahasa tradisional mengetahui tentang waktu
dengan berpatokan pada matahari dan suara binatang. Misalnya, matahari
mulai timbul berarti jam 6 pagi; di atas kepala adalah pukul 12.00;
matahari terbenam pukul 6 sore. Ayam berkokok tengah malam adalah pukul
00.00; berkokok selanjutnya merupakan tanda sudah hampir siang. Para
petani di sawah mendengar suatu binatang bernama konkoriang sebagai
pertanda mereka harus segera pulang sebab waktu telah menunjukkan pukul
17.00. Ada juga semacam alat yang terbuat dari dua botol yang diikat
sedemikian rupa, di mana pasir dipindahkan dari satu botol ke botol
lain. Waktu selama pasir berpindah (lima jam) digunakan sebagai waktu
bekerja (biasanya dalam mapalus).

Dari
sejarah yang ada sudah terlihat jelas bahwa Budaya Minahasa terpengaruh
dari budaya-budaya yang ada di Negara lain. Contohnya seperti Belanda
dan Spanyol. Pengaruh
kehadiran orang Spanyol yang bertahan hampir seabad di Minahasa masih
tampak hingga saat ini, antara lain dalam aspek bahasa ada beberapa kata
yang tak lain ialah bahasa Spanyol. Selain itu, pakaian yang dianggap
orang Minahasa sebagai pakaian adat (patung kurengkeng dan saraun di
Tondano) tak lain adalah pakaian ala Spanyol. Berkuasanya Belanda di
Minahasa juga membawa unsur-unsur kebudayaan lain bagi penduduk
Minahasa, antara lain bahasa, cara-cara berpakaian, sistem pemerintahan,
sistem pengetahuan, pendidikan, kesehatan, peralatan, pengangkutan, dan
sebagainya.
Jadi, Dapat di katakana bahwa Sosial dan Budaya yang ada di Minahasa Tidak lain adalah campur Tangan oleh bangsa lain.

Dengan
membaca arti dari kata “MAPULUS” seperti yang di jelaskan di atas. Kita
sudah dapat mendapatkan suatu bayangan di mana suku Minahasa ini selalu
bergotong royong dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang ada. Hal ini
merupakan hal positif yang sangat baik dan dapat menjalin kebersamaan di
antara begitu banyak suku-suka yang ada. Selain di ajarkan untuk
bekerjasama kita juga dapat Saling membantu orang yang kesusahan.
sekalipun kita Bukan suku asli dari Minahasa jika kita menerapkan Hal
ini dalam Hidup kita pastilah banyak orang yang akan Senang dan Hal
positif itu juga akan membawa imbas yang baik bagi diri kita sendiri.

Dari
bermacam-macam contoh dan penjelasan tentang suku Minahasa yang begitu
beragam. Kita dapat mengetahui bahwa suku Minahasa masih menjunjung
tinggi Budaya yang mereka miliki, suku Minahasa masih melakukan atau
menyelenggarakan acara-acara adat seperti Tarian-tarian. Tarian-tarian
tersebut kadang di tampilkan di acara-acara besar Seperti penyambutan
Tamu atau ulang Tahun kota Manado
Pengucapan syukur juga sampai sekarang masih sering di adakan oleh suku Minahasa.

Dari
semua pembahasan yang ada di atas yang di latar belakangi Judul
“Kehidupan Sosial Budaya Suku Minahasa” kita dapat mengetahui beberapa
budaya yang ada di Suku minahasa mulai dari rumah adat,alat
music,tarian, dll. Melalui karya tulis ini kita juga dapat mengetahui
bahwa suku Minahasa masih menjujung tinggi apa yang sejak dlu sudah
menjadi Adat istiadat mereka dan sampai sekarangpun acara-acara adat
masih dilaksanakan.Di harapkan suku Minahasa akan terus mempertahankan
apa yang menjadi Budaya dan terus melestarikan budaya Minahasa walaupun
zaman terus berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar